Individu
Kata “ Individu” berasal dari kata
latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas.
Arti lainnya adalah sebagai
pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat
dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam
masyarakat.
Jadi Individu adalah, bagian dari
masyarakat terkecil dan terbatas atau dengan sebutan lain adalah perorangan
yang mempunyai sifat dan fungsi dalam masyarakat itu.
Keluarga
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh
pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang
karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing – masing anggotanya.
Sigmund Freud keluarga itu
terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau
keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan
keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.
Jadi keluarga adalah, kumpulan
orang yang terikat satu keturunan, budaya, atau kepercayaan yang berdiri
sebagai satu kesatuan keluarga yang memiliki tujuan, kehendak dan kemiripan
yang satu dengan yang lain di dalam keluarganya.
Masyarakat
Adalah ’kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2. Apa yang
dimaksud dengan masyarakat industri & masyarakat non industri
Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi
pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai
dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua
taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat
yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982
: 190).
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri
daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang
sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo,
mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional,
makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan
bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak
timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
Masyarakat Non Industri
Non-Industri terbagi menjadi dua
kelompok yaitu Primer dan Sekunder
Primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal
lebih dekat, lebih akrab. Dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan
dan lebih berdasarkan simpati.
Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian
kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan – pertimbangan
rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, disamping
dituntut dedikasi, hal – hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan
tujuan tertentu yang telah di flot dalam program – program yang telah sama –
sama disepakati.
3. Apa yang
dimaksud dengan masyarakat majemuk
Dr. Nasikun mengemukakan masyarakat
majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai
kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga
para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai
suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki
dasar-dasar untuk memahami satu sama lain
Furnival mengemukakan bahwa
masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih
komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.
4. Mengapa
masyarakat desa cenderung melakukan urbanisasi
Masyarakat adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Jika dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya masyarakat dapat dibagi
menjadi 2 yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Masyarakat kota adalah sekumpulan
orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih
maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang
dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian yang sangat
tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi maka dari
itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran,
pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat
di desa.
Masyarakat desa adalah sekumpulan
orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang memiliki keadaan yang sangat
berbeda dengan masyarakat kota. Karena
desa adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat
tinggi, serta tingkat kegengsian yang sedikit, serta tingkat kekeluargaan yang
masih ada, pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota. Jika
dibandingkan antara perkotaan dan pedesaan di tinjau dari segi pembangunan
serta fasilitas-fasilitas umum jelas sekali terdapat perbedaan. Diperkotaan
fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, lokasi hiburan sangat banyak dan mudah
di temui, sedangakan di pedesaan fasilitas-fasilitas tersebut sangat terbatas.
Ketimpangan inilah yang menjadi
penyebab tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota alias
urbanisasi menunjukan adanya ketimpangan pembangunan yang telah terjadi di
Indonesia. Hampir setiap tahunnya Indonesia selalu dihadapkan dengan
permasalahan kebiasaan mudik. Hal ini menunjukan banyak masyarakat dari desa
yang meninggalkan tempat asalnya menuju kota-besar. Bahkan, menurut catatan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), ada sekitar satu
juta orang. Fenomena ini dinamakan sebagai dampak perkembangan megacities.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar