Selasa, 24 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR (8)

Gemeinscahft
Gemeinschaft atau paguyuban adalah pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota – anggotanya bersifat pribadi, sehingga menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah, misalnya pola kehidupan masyarakat pertanian umumnya bersifat komunal yang ditandai dengan ciri – ciri masyarakat yang homogen, hubungan sosialnya bersifat personal, saling mengenal, serta adanya kedekatan hubungan yang lebih intim. Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota – anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal.

Ciri – ciri kelompok paguyuban :
  • ·         Terdapat ikatan batin yang kuat antar anggota
  • ·         Hubungan antar anggota bersifat informal


Contohnya : Seperti acara arisan keluarga atau kumpul-kumpul bersama keluarga, saling menjalin silaturrahmi, saling mempunyai ikatan bathin antara satu dengan yang lain.

Gesselschaft
Sedangkan lawan kata dari gemeinschaft adalah Gesselschaft atau patembayan yaitu masyarakat yang kehidupan anggotanya lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan, serta memperhitungkan untung rugi. Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota – anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek.

Ciri – ciri kelompok patembayan :
  • ·         Hubungan antar anggota bersifat formal
  • ·         Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
  • ·         Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
  • ·         Lebih didasarkan pada kenyataan sosial

Contohnya : Ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industri.

Kerumunan (Crowd)
Akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar, karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu. Ciri – ciri pokok kerumunan adalah berkumpulnya individu secara fisik, yang jumlah batasannya adalah selama mata dan telinga masih dapat melihat dan mendengarkan, tergolong kelompok yang bersifat sementara. Penyebabnya dikarenakan pemakaian fasilitas yang sama dalam memenuhi keinginan pribadi masing – masing.
Contohnya : Menunggu kereta di stasiun

Kerumunan Aktif
Jika ada kegelisahan dan ketegangan tertentu maka menjadi suatu dorongan subur untuk bangkitnya kerumunan aktif. Tidak adanya organisasi, pembagian kerja dan aturan – aturan tertentu dalam suatu kerumunan, maka dampaknya banyak sekali berakibat negatif / merusak. Kerumunan tidak rasional, yang ada hanyalah luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan.
Contohnya : : Di mall membeli baju yang diskon atau nonton bola bersama.

Kerumunan Berlawanan dengan Norma Hukum
  1. a.      Kerumunan yang bertindak emosionil (Acting Mobs)

Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma – norma yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya kumpulan orang – orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak – hak mereka diinjak – injak atau karena tidak adanya keadilan.
Contohnya : Aksi demo dari buruh yang merasa upah yang diberikan tidak sesuai dengan jeripayah yang mereka kerjakan.

  1. a.      Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral Crowds)

Hampir sama dengan kelompok ekspresif tetapi bedanya bahwa yang pertama bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat.
Contohnya : orang – orang yang sedang mabuk

Selasa, 17 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR (7)

1. Berikan makna Individu, Keluarga & Masyarakat

Individu
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.

Jadi Individu adalah, bagian dari masyarakat terkecil dan terbatas atau dengan sebutan lain adalah perorangan yang mempunyai sifat dan fungsi dalam masyarakat itu.

Keluarga
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing – masing anggotanya.

Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.

Jadi keluarga adalah, kumpulan orang yang terikat satu keturunan, budaya, atau kepercayaan yang berdiri sebagai satu kesatuan keluarga yang memiliki tujuan, kehendak dan kemiripan yang satu dengan yang lain di dalam keluarganya.

Masyarakat

Adalah ’kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat industri & masyarakat non industri

Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).

Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.

Masyarakat Non Industri
Non-Industri terbagi menjadi dua kelompok yaitu Primer dan Sekunder

Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. Dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan – pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi, hal – hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program – program yang telah sama – sama disepakati.

3. Apa yang dimaksud dengan masyarakat majemuk

Dr. Nasikun mengemukakan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain

Furnival mengemukakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya.

4.  Mengapa masyarakat desa cenderung melakukan urbanisasi

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Jika dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya masyarakat dapat dibagi menjadi 2 yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.

Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran, pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat di desa.

Masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Karena  desa adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi, serta tingkat kegengsian yang sedikit, serta tingkat kekeluargaan yang masih ada, pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota. Jika dibandingkan antara perkotaan dan pedesaan di tinjau dari segi pembangunan serta fasilitas-fasilitas umum jelas sekali terdapat perbedaan. Diperkotaan fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, lokasi hiburan sangat banyak dan mudah di temui, sedangakan di pedesaan fasilitas-fasilitas tersebut sangat terbatas.

Ketimpangan inilah yang menjadi penyebab tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota alias urbanisasi menunjukan adanya ketimpangan pembangunan yang telah terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahunnya Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan kebiasaan mudik. Hal ini menunjukan banyak masyarakat dari desa yang meninggalkan tempat asalnya menuju kota-besar. Bahkan, menurut catatan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), ada sekitar satu juta orang. Fenomena ini dinamakan sebagai dampak perkembangan megacities.

Selasa, 10 November 2015

ILMU SOSIAL DASAR (6)

1. Jelaskan pengertian kebudayaan
Unsur, Sifat, & Arti Menurut Para Ahli | Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningratyang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.


Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilahagriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga berarti "pembentukan dan pemurnian jiwa". Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Unsur – unsur kebudayaan
- Sistem bahasa
Alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Dalam bermasyarakat seperti berinteraksi sosial secara langsung, ataupun melewati surat, memakai bahasa formal, bebas, maupun bahasa tradisional tergantung dari sosial apa yang sedang terjadi pada waktu tersebut.

- Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem Peralatan sama halnya dengan Teknologi yang menyangkut cara – cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan, dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Dalam Kehidupan bermasyarakat seperti memproduksi suatu produk memakai sebuah sistem peralatan atau teknologi serta memeliharanya dan membuat produk produk lainnya, teknologi yang digunakan bisa berskala besar maupun kecil tergantung dari masyarakat yang membuat produk tersebut.

- Sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup
Para ilmuan hanya terfokus pada mata pencaharian tradisional saja, seperti beternak yaitu mengembang biakkan hewan konsumsi atau berburu untuk mencari bahan tertentu yang tidak dapat ditemui pada hewan lingkungan sekitar, lalu bercocok tanam dan nelayan, dimana bercocok tanam adalah memproduksi makanan berupa tumbuh – tumbuhan dalam skala besar dan nelayan yaitu menangkap hasil laut yang dapat dikonsumsi tanpa melanggar aturan – aturan.

- Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
Menurut Karl Marx, pengertian sistem masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi. Maksudnya adalah pengelompokan orang – orang dalam suatu masyarakat dan hubungan antara individu baik dalam kelompok yang sama maupun antara kelompok yang berbeda. Di kehidupan nyata seperti yang terjadi di masyarakat Indonesia yaitu adanya kelompok yang mengatur sebuah wilayah dimana dalam wilayah tersebut terdapat sistem masyarakat yang terstruktur dan tertata rapi.

- Ilmu pengetahuan
Adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
- Pengetahuan tentang alam
- Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
- Pengetahuan tentang tubuh manusia, tentang sifat, dan tingkah laku sesama manusia
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu
Dalam kehidupan sehari – hari secara tidak langsung memakai sistem ini dalam budaya untuk mengeksplorasi budaya yang sudah ada maupun ingin mengkombinasikan dua atau lebih budaya. Sistem ini hanya akan benar – benar bekerja dengan baik jika dimusyawarahkan bersama dengan masyarakat yang memiliki paham budaya yang sama dan memiliki sistem yang sama pula.

- Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Masih sangat berlimpah penerapan Seni dalam Budaya di Indonesia bahkan tanpa Seni Budaya seakan tidak ada nilai estetikanya sama sekali, saking luasnya Seni mulai dari Musik, Alat Musik, Tarian, Lagu bahkan Lukisan setiap Budaya yang terdapat di Indonesia memiliki setidaknya satu diantara sekian Budaya dari Budaya lain di Indonesia.

- Sistem kepercayaan, atau agama
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1992), agama adalah suatu system kelakuan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga luasnya, dan dengan demikian memberi arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya. Jadi Religi atau bisa disebut Agama sebuah hubungan batin manusia dengan Pencipta-Nya yang Maha Esa, dan mengakui seluruh yang ada disekelilingnya adalah ciptaan-Nya. Dalam kehidupan sehari -hari masih sangat mudah ditemui di Indonesia mengingat bunyi Sila pertama yang berarti setiap WNI atau WNA yang ada di Indonesia harus memiliki Kepercayaan-Nya masing – masing.

3. Apa yang dimaksud dengan sistem budaya & sistem sosial
Sistem budaya merupakan wujud yang abstark dari kebudayaan. Sistem budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan, yang diartikan pula adat-istiadat mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.

Fungsi sistem budaya adalah menata dan menatapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari lingkungan keluarganya, kemudian dengan lingkungan di luar rumah, mula-mula dengan meniru berbagai macam tindakan. Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan tindakan meniru itu diinternalisasi dalam kepribadiannya, maka tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Tetapi ada juga individu yang dalam proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya di lingkungan sosial sekitarnya.

Menurut Bakker (1984:37) kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam alam fisik, personal dan sosial, yang disempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan masyarakat. Jelaslah bahwa usaha membudayakan selalu dapat dilanjutkan lebih sempurna lagi dan tak akan terbentur pada suatu batas terakhir. Tetapi jelas pula bahwa bukan jumlah kuantitatif atau mutu kualitatif nilai-nilai tersendiri mengandung kemajuan kebudayaan. Yang menentukan adalah kesatuan, sintesis atau konfigurasi nilai-nilai yang wajar. Unsur kebudayaan hasil penciptaan dan perkembangan nilai tersebut meliputi kebudayaan subyektif dan kebudayaan obyektif.

 Kebudayaan Subjektif:
Dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusia, nilai-nilai batin dalam kebudayaan subjektif terdapat dalam perkembangan kebenaran, kebajikan dan keindahan. Dalam hierarki nilai perwujudannya tampak dalam kesehatan badan, penghalusan perasaan, kecerdasan budi bersama dengan kecakapan untuk mengkomunikasikan hasil pemakaian budi kepada lain-lain, serta kerohanian. Kesehatan, gaya indah, kebajikan dan kebijaksanaan merupakan puncak-puncak bakat (ultimatum potetiae) dari badan, rasa, kecekatan, keadilan, kedermawanan, elokuensi dan fungsi-fungsi lain yang diperkembangkan dalam tabiat manusia oleh pengalaman dan pendidikan. Lewat fungsi-fungsi itu manusia menyempurnakan kosmos dan menghumanisasikan dirinya. Keselarasan nilai-nilai subyektif diutamakan oleh humanisme klasik.

Kebudayaan Objektif:
Nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakn diri dalam tata lahir sebagai materialisasi dan institusionalisasi. Disana terbentanglah dunia Kebudayaan Objektif yang amat luas dan serba guna, yang dihasilkan oleh usaha raksasa ratusan angkatan sepanjang sejarah. Sedikit demi sedikit dibina, dengan “trial and error”, dengan maju mundur, dengan pinjam meminjam antar kebudayaan. Disana dialoh manusia alam memuncak. Nilai-nilai yang direalisasikan secara batin, sekali di proyeksi secara serupa, merupakan landasan untuk perkembangan batin lebih lanjut dan dengan demikian terus-menerus dalam sarang yang semakin kompleks. Nilai-nilai objektif itu, yang juga disebut hasil unsur-unsur kebudayaan itu dapat disistematisasikan menurut beberapa prinsip pembagian, antara lain: ilmu pengetahuan, teknologi, kesosialan, ekonomi, kesenian dan agama.

Sistem Sosial:
Sistem sosial dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain., dan saling pengaruh-mempengaruhi, dalam kesatuan. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang menjadi kesatuan atau kebulatan yang kompleks. Sistem merupakan jarintan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, untuk menjalankan fungsi masing-masing untuk menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu yang menjadi sasaran bersama.
Proses-proses dalam sistem sosial:
1.) Komunikasi
2.) Memelihara tapal batas
3.) Penjalinan sistem
4.) Sosialisasi
5.) Pengawasan sosial
6.) Pelembagaan
7.) Perubahan social

4. Jenis Kebudayaan di Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Kebudayaan Daerah
Seluruh kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku – suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

ILMU SOSIAL DASAR (5)

1. Jelaskan pengertian  Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Proses Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang – perorangan dan kelompok – kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst. Proses sosial diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari seperti percakapan antara dua individu yang sedang membicarakan suatu hal, atau seperti kelompok masyarakat, organisasi dan lainnya yang sedang melakukan musyawarah untuk menemukan suatu kesepakatan bersama.

Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial bukan lagi kewajiban melainkan sudah menjadi keperluan Individu Sosial setiap detik kehidupannya, seperti halnya penjual tidak akan ada jika pembeli tidak ada, maka kita tidak akan tahu penjual dan pembeli.

2. Jelaskan faktor – faktor sebagai dasar berlangsungnya proses interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang – orang perorangan, kelompok – kelompok manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok – kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota – anggotanya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :

Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah – kaidah dan nilai – nilai yang berlaku.

Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. 

3. Syarat terjadinya interaksi sosial

Dua syarat terjadinya interaksi sosial : Adanya kontak , yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antar individu dengan individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan – perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.